Gempa Cilacap 26 April 2011
Dirasakan di Kota Bandung Jawa Barat
Sejumlah warga di Kota Bandung merasakan adanya gempa, Selasa (26/4). Terutama para karyawan yang bekerja di perkantoran yang bertingkat, merasakan adanya getaran kira-kira pukul 13.40. Beberapa di antaranya sempat panik.
"Getarannya cukup terasa. Saya melihat air yang dalam gelas di meja bergerak-gerak. Ternyata ada gempa. Tapi tidak berapa lama kejadiannya. Cuma beberapa detik, walau begitu kepala sempat pusing," ujar Nia seorang karyawati yang kantornya di Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung.
Di Ciamis dan Di Garut
Warga di beberapa wilayah di Jawa Barat, seperti Garut, Ciamis dan lainnya panik dan secara spontan berhamburan keluar rumah untuk menghindari gempa susulan.
"Terasa sekali dua kali kerasanya, yang pertama kecil, yang kedua gede," kata Kusuma Ningrum, warga Kampung Lengkong, Kecamatan, Samarang, Garut.
Bahkan seluruh PNS di komplek perkantoran Pemerintah Kabupaten Garut, berhamburan keluar rumah, dan belum berani masuk kantor masing-masing.
Selain Garut, dikabarkan warga Tasikmalaya berbatasan dengan Garut merasakan guncangan gempa yang sama terasa cukup kuat.
Sementara di Ciamis tempat tinggal penulis, di sekitar daerah Lumbung (Pusat Pertokoan) warga berhamburan keluar dan penulis pun keluar terus nelpon ke rumah diangkat anakku Sony Chandra menyuruh agar keluar rumah demi keamanan.
Sementara dari Cilacap sendiri dilaporkan meskipun gempa tidak berlangsung lama, namun ada beberapa warga yang khawatir sehinga berhamburan keluar dari gedung.
"Hanya sebentar gempanya. Tadi beberapa orang di kantor ini sempat keluar ruangan karena khawatir. Tapi nggak lama masuk lagi," ujar Ari, warga Gumilir, Cilacap, Jawa Tengah, Selasa (26/4/2011).
Menurutnya, tidak ada kerusakan akibat peristiwa ini. Warga pun tidak ada yang terlihat pergi meninggalkan rumahnya.
Sementara itu, petugas Polsek Cilacap Utara mengatakan, situasi di Cilacap masih aman kendati telah diguncang gempa cukup kuat.
"Tadi memang ada gempa tapi masih aman-aman saja," ucap petugas tersebut.
Hal yang sama disampaikan Kabagop Polres Cilacap Kompol Widiantoro. Ketika gempa terjadi, dia sedang makan siang. Getaran gempa dirasakan, namun kondisi Cilacap masih normal.
"Soal kerusakan belum terlihat. Warga di pesisir pantai juga normal," kata Widiantoro yang tengah berpatroli keliling kota ini.
Informasi dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG), Selasa (26/4/2011) menginformasikan, gempa 6,3 SR terjadi pukul 13.39 WIB. Pusat Gempa terjadi di 120 km barat daya Cilacap.
Gempa 6,3 Skala Richter yang mengguncang Cilacap itu juga dirasakan sebagian warga Jakarta.
Di Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, gempa dirasakan menggoyang karyawan yang berada di gedung perkantoran, meski hanya beberapa detik saja.
Goyangan gempa juga dirasakan seorang karyawan di gedung perkantoran di kawasan Ragunan, Jakarta Selatan.
“Terasa di lantai 3 di sini goyangan gempa,” ujar Natalia, Selasa (26/4/2011). Meski demikian tidak ada kepanikan karena gempa tidak dirasakan kuat dan hanya beberapa saat.
Seperti dirilis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa menggoyang pada pukul 13.39 WIB.
Titik pusat gempa berada pada 120 kilometer barat daya Cilacap, Jateng, pada kedalaman 24 kilometer.
Belum diketahui apakan ada kerusakan atau korban akibat gempa ini.
Keterangan Kepala Stasiun Geofisika Banjarnegara
Menurut Kepala Stasiun Geofisika Banjarnegara Ahmad Lani, Selasa, (26/4), gempa berkekuatan 6,3 skala Richter kembali mengguncang perairan selatan Cilacap. Titik gempa berada di 120 kilometer barat daya Cilacap. Gempa terjadi pada kedalaman 24 kilometer.
Lani mengatakan gempa terjadi pada pukul 13.39 WIB. Titik gempa berada di posisi 8.60 Lintang Selatan dan 108.36 Bujur Timur.
Menurut Lani, gempa tersebut tidak berpotensi menimbulkan tsunami. Masyarakat diminta tetap tenang dan tidak panik.
Perairan Cilacap pada Senin (4/4) lalu juga dilanda gempa. Gempa berkekuatan 7,1 skala Richter tersebut saat itu dinyatakan berpotensi tsunami, tapi kemudian dicabut karena tidak ada tsunami.
Gempa dirasakan cukup kuat. “Getarannya cukup kuat, membuat saya pusing,” ujar Budiman, warga Adipala, Cilacap.
Gempa siang ini juga dirasakan warga Banyumas. “Lampu ikut bergoyang dan kursi yang saya duduki bergerak,” ujar Dwiyono, warga Pabuaran, Banyumas.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Cilacap Suherman mengatakan, pihaknya belum menerima laporan adanya kerusakan akibat gempa. “Kami terus berkeliling untuk menenangkan masyarakat. Gempa ini tidak berpotensi tsunami,” katanya.
Sejauh ini, kata dia, aparat desa di daerah pesisir sudah diperintahkan menenangkan warga. Warga diminta tetap tenang dan tidak terpengaruh isu tsunami.
Memang gempa tektonik pernah juga mengguncang Jawa Tengah dan Jawa Barat, 4 April 2011 pukul 03:07 WIB. Pusat gempa di kedalaman Samudra Hindia, 270 km baratdaya Cilacap sehingga kemudian dinamakan gempa Cilacap.
Pusat Gempa Nasional BMKG mencatat gempa itu mempunyai magnitude 7,1 skala Richter dan kedalaman sumber 10 km, sehingga dinyatakan berpotensi tsunami. Peringatan dini tsunami segera diudarakan dan memicu evakuasi penduduk pesisir selatan Jawa, terutama di Cilacap. Namun peringatan dini segera dicabut, setelah dua jam kemudian tak ada tanda-tanda perubahan muka air laut Samudra Hindia.
Sementara itu, National Earthquake Information Center USGS (AS) mencatat gempa itu mempunyai magnitude momen 6,7. Beda angka magnitude antara BMKG dan USGS hanya perbedaan pemilihan jenis magnitude dan bukan perbedaan nyata.
Memicu Kepanikan Meski tergolong gempa kuat, jauhnya sumber menyebabkan getaran terlemahkan begitu mencapai daratan Jawa. Getaran maksimum 3 Modified Mercalli Intensity (MMI), setara getaran yang dirasakan kala berdiri di pinggir jalan saat sebuah truk tronton melintas, terjadi di pesisir selatan Jawa Barat dan Jawa Tengah, khususnya di kota Cilacap, Tasikmalaya, dan Garut. Skala getaran 3 MMI belum mampu menghasilkan kerusakan/keruntuhan bangunan, karena butuh getaran minimal 6 MMI.
Dilaporkan : Asep Dewan dari Ciamis