Showing posts with label Tips Ramadhan. Show all posts
Showing posts with label Tips Ramadhan. Show all posts

Tuesday, September 15, 2009

Figur Ayah di Bulan Ramadhan

Alangkah harmonisnya ketika melihat sebuah keluarga buka puasa bersama-sama. Sang ibu sibuk membagikan nasi dan lank pauk. Anak-anak ricuh tak sabar menunggu azan magrib berkumandang. Sementara, sang ayah tertawa riang memperhatikan suasana yang akrab tersebut.

Ya, tanpa disadari di bulan Ramadhan ini, waktu berkumpul bersama keluarga. menjadi semakin intensif. Contohnya ketika waktu buka puasa tiba. Hal ini dialami oleh Yama Nugroho (26), yang merasakan indahnya makan bersama keluarga ketika buka puasa. "Biasanya, saya makan di luar, sementara adik, ibu, dan nenek makan di rumah," ujarnya.

Ya, keluarga yang terdiri dari empat orang tersebut, memang jarang makan bersama. Namun, semua itu berubah karena di bulan Ramadhan ini, semua anggota keluarga dapat berkumpul bersama.

Tokoh utama dalam menyambut buka puasa di bulan Ramadhan ini tentulah ibu. Bagaimana tidak, mulai dari menyiapkan, menyatakan, hingga membersihkan makanan, semua ibu lakukan dengan hati ikhlas.

Melihat peran ibu yang begitu sentral, bagaimana dengan ayah? Ayah sebagai kepala keluarga memang memiliki tugas utama mencari nafkah bagi keluarga. Oleh sebab itu, tidak heran jika dalam beberapa kesempatan, figur ayah tidak dijumpai karena alasan klasik yaitu sibuk bekerja.

Kehilangan figur ayah

Faktor sibuk bekerja memang dapat membuat seorang anak kehilangan figur ayah. Padahal, figur ayah bagi banyak anak merupakan tokoh superhero yang patut ditiru. Apalagi, banyak anak yang bercita-cita jika sudah besar ingin menjadi seperti ayahnya.

Hal ini dialami Gilang Ramadhan, musikus yang merasa setelah menjadi ayah harus memberi contoh yang baik di depan anakanaknya. "Bahkan semua ucapan saya juga ikut ditiru anak-anak," tambahnya.

Namun, bagaimana jika figur ayah jarang ada di rumah? Faktor sibuk memang membuat figur ayah menjadi jarang berinteraksi dengan keluarganya di rumah. Tidak jarang ketika acara buka bersama keluarga, ibu dan anak-anak akhirnya terpaksa makan, tanpa kehadiran ayah. Akhirnya, interaksi antara ayah dan anak pun hilang. Banyak momen yang selayaknya dipimpin oleh figur ayah menjadi hilang. Contohnya adalah ketika melaksanakan salat berjamaah, mengaji bersama, hingga salat tarawih bersama.

Manfaatkan waktu untuk keluarga

Tanpa kehadiran figur ayah, akhirnya anak-anak menjadi malas beribadah. Mereka beranggapan untuk apa beribadah, jika ayahnya tidak melaksanakannya. Oleh sebab itu, jika waktu untuk berkumpul bersama keluarga sedikit, sebaiknya seorang ayah harus dapat memanfaatkan waktu yang sedikit tersebut dengan optimal.

"Lebih baik memiliki waktu hanya lima atau sepuluh menit tetapi dicurahkan sepenuhnya untuk keluarga, daripada punya waktu 24 jam di rumah tetapi kurang berinteraksi dengan keluarga," tutur Gilang.

Hal senada dilontarkan Kak Seto, tokoh pemerhati anak yang menyatakan bahwa jika kuantitas waktu bertemu dengan keluarga terbatas, maka tingkatkan kualitas pertemuan yang hanya sedikit. Sebagai contoh, sang ayah dapat memanfaatkan waktu untuk beribadah bersama seperti salat berjamaah atau mengaji.

Melihat hal tersebut, ternyata sosok ayah sangat penting bagi perkembangan jiwa dan agama anak. Oleh sebab itu, sesibuk apa pun semua ayah di dunia ini, sebaiknya mereka menyempatkan diri untuk berkumpul dan beribadah bersama keluarganya. Apalagi di bulan suci Ramadhan ini, sebuah bulan yang Jidak hanya berlimpah pahala, tetapi juga berlimpah momen kebersamaan.(INO)
Selengkapnya...

Manajemen THR Anda

THR Itu Sebenarnya Untuk Apa, Sih?
Perusahaan memberikan THR bagi para karyawannya, agar mereka dapat merayakan hari raya dengan khusyuk dan hikmat, dengan memberikan kebahagiaan bagi sesama yang membutuhkan uluran tangan. Saling berbagi dan memberika merupakan suatu aktivitas yang layak dilakukan dalam setiap momen, terlebih dalam merayakan hari besar yang membahagiakan. Sehingga, membeli perlengkapan dan perkakas baru bagi diri dan keluarga, merupakan sebuah aktivitas lanjutan setelah kita menyisihkan sebagian untuk mereka yang membutuhkan.

THR baru diterima sesaat sebelum hari raya, sehingga selayaknya baru dipergunakan saat berada di tangan. Jangan membeli barang apa pun dengan mempergunakan THR atau gaji masa depan, yang belum diterima. Anda akan merasa hampa dan kecewa, bila telah memakai terlebih dahulu pendapatan masa depan Anda. Karena saat Anda terima, semua sudah dipergunakan untuk membayar segala utang yang telah dibuat di masa lalu.

Manfaatkan THR Anda Kali Ini Untuk:
Menyelesaikan segala utang masa lalu Anda.
- Bila masih berlebih, manfaatkan untuk memberi kebahagiaan pada orangtua, adik, atau keluarga yang lain.

- Jangan lupa berbagi kebahagiaan dengan orang miskin dan papa, ini akan memberikan hikmat dan nikmat yang lebih berkualitas.

- Jangan merayakan hari raya dengan utang baru. Pergunakanlah baju dan sepatu terbaik yang Anda miliki, yakinlah bahwa merayakan hari raya tidak harus dengan sesuatu yang baru. Yang terpenting bukanlah yang melekat di tubuh dan kaki Anda, melainkan apa yang Anda kenakan dalam hati dan pikiran Anda. Sesuatu yang baru, jernih, dan bersih. Selamat menata masa depan dengan memanfaatkan momen hari raya ini.


(Freddy Pieloor, CFP dari Finansia Consulting/CHIC)

Selengkapnya...

Teknik Menghindari Pencurian Saat Mudik

Tradisi mudik bagi sebagian masyarakat di kota-kota besar selama Idul Fitri sering dimanfaatkan kawanan pencuri untuk menguras harta benda mereka. Garong-garong itu biasa mengincar tempat tinggal kosong yang ditinggal mudik pemiliknya.

Nah, agar mudik Anda tenang, ada beberapa tips untuk mengecoh atau menghindari calon pencuri yang akan beraksi di rumah, kamar kontrakan, wisma, mes, atau tempat kos Anda. Berikut tips dari Humas Polda Metro Jaya dalam situs resmi Polda Metro:

  • Pertama, Anda bisa menaruh sandal atau sepatu di depan kamar atau halaman rumah seolah-olah ada penguni di dalamnya.

  • Kedua, hidupkanlah radio dan nyalakan lampu di dalam rumah atau kamar. Itu dapat membuat ragu calon pencuri.

  • Ketiga, apabila dana mencukupi, Anda dapat memasang CCTV atau lensa pemantau sehingga dapat memutar ulang rekaman suasana rumah selama ditinggal mudik. Jika tidak memiliki dana, Anda bisa memanfaatkan lensa pemantau yang sudah rusak dengan tujuan sekedar membuat ragu calon pencuri.

  • Keempat, Anda dapat meminta bantuan tetangga dekat atau rekan yang tidak mudik untuk menghidupkan dan mematikan lampu di halaman dan di dalam rumah setiap hari. Cara ini jauh lebih baik ketimbang menghidupkan lampu secara nonstop selama mudik. Calon pencuri biasanya melakukan pemantauan pada siang hari. Bila melihat ada rumah dengan lampu menyala, berarti rumah tersebut tidak ada penghuninya.

  • Kelima, Anda dapat menitipkan rumah atau kamar kepada saudara dekat, rekan, atau tetangga dekat yang tidak mudik. Namun, jangan lupa memberikan balas jasa seusai mudik.
  • Keenam, pastikan tidak ada barang berharga yang ditinggalkan di rumah ketika mudik. Kalaupun ada, pastikan disimpan ditempat tertentu yang aman atau dapat dititipkan orang terdekat.
  • Ketujuh, pastikan jendela, pintu rumah, dan pintu pagar dalam keadaan terkunci baik. Bila ada kunci yang rusak atau tidak berfungsi optimal, lebih baik diperbaiki atau diganti.
  • Kedelapan, mintalah kepada agen koran untuk tidak mengirimkan koran selama mudik. Untuk surat-surat tagihan, Anda dapat meminta kepada masing-masing perusahaan untuk mengalihkan ke kantor Anda.
  • Kesembilan, bila Anda memiliki kebiasaan menaruh kunci cadangan di bawah karpet atau pot tanaman, pastikan kunci tersebut sudah diambil sebelum mudik.
  • Terakhir, berdoalah kepada Tuhan. Titipkanlah seluruh harta benda yang merupakan rezeki dari-Nya.

Silakan mencoba.... Semoga Anda dapat mudik dengan tenang.

Sumber : Kompas

Selengkapnya...

Followers

PMDK © 2009 Template Redesign by Not Just A Reference.

TOP